Mencari Tuhan
Mencari Tuhan
Ibrahim anak seorang pembuat berhala (patung yang disembah
sebagai tuhan). Ia tinggal di negeri Babylonia. Penguasa negeri itu bernama
Namrud. Ketika Ibrahim dalam kandungan ibunya, Namrud memerintahkan semua bayi
laki-laki harus dibunuh. Sebab menurut ramalan, aka nada bayi laki-laki yang
kelak akan membayakan. Ketika dewasa, bayi itu akan menentang kepercayaan
Namrud dan rakyatnya yang menyembah berhala. Bayi itu kelak mengajarkan agama
yang memerintah umatnya menyembah Allah.
Ibrahim bisa lolos dari maut karena disembunyikan di dalam gua.
Di gua itu pula ia dilahirkan. Ia baru dibawa pulang setelah berusia 15 bulan.
Kini Ibrahim sudah berusia belasan tahun. Ia sering merasa heran
bagaimana orang menyembah patung buatan ayahnya sebagai tuhan.
“Ayah, sebenarnya siapa yang menciptkan aku ?” tanya Ibrahim
pada suatu hari kepada ayahnya.
“Aku dan ibumu,” jawab Azar, ayah Ibrahim. “karena aku dan
ibumulah kau ada.”
“Lalu siapa yang menciptakan ayah ?”
“Nenekmu.”
“Siapa yang menciptakan Nenek ?”
Percakapan itu berkepanjangan. Akhirnya Azar tidak bisa menjawab
pertanyaan anaknya. Ibrahim terus bertany-tanya dalam hati. Siapa sebenarnya
yang menciptakan manusia, binatang, tumbuhan dan alam semesta ini ?
Pada suatu malam, Ibrahim melihat bintang-bintang di langit. Ia
terpesona. Timbul dugaan bahwa bintang-bintang itulah tuhan.
“Itulah dia tuhanku !” serunya gembira karena telah merasa
menemukan tuhan.
Pada pagi hari, bintang-bintang itu pun pudar. Cahaya-cahayanya
redup karena fajar mulai menyingsing. Ibrahim kecewa.
“Tuhan apa itu?” gerutunya. “Aku tidak menyembah tuhan yang bisa
redup!”
Pada malam yang lain, Ibrahim melihat bulan purnama. Ia takjub
bukan main, menyangka telah menemukan tuhan.
“Inilah dia tuhanku!”
Tetapi menjelang pagi, bulan purnama itu menjadi pucat. Ibrahim
kecewa. Ia yakin, Tuhan yang sebenarnya tidak bisa dikalahkan oleh apa saja.
Sedangkan bulan itu bisa dikalahkan oleh matahari yang muncul dari ufuk timur.
Ibrahim menyangka bahwa matahari itulah tuhan. Tetapi ketika
matahari terbenam di ufuk barat, ia pun ragu. Tuhan tidak akan terbenam.
Ibrahim di karuniai akal dan otak yang cerdas. Ia berpikir
tentang Tuhan. Akhirnya ia tahu, bintang, bulan, matahari, manusia dan seisi
alam semesta ini adalah Ciptaan Tuhan.
Kelak Ibrahim akan menjadi seorang nabi. Ia mengajarkan agama
Tauhid, yaitu agama yang mengajak umatnya menyembah satu Tuhan, Allah swt.
Tiada Tuhan selain Allah.
Mashuri, Sofiah.
2009. 31 Cerita Bada Isya 1. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Komentar
Posting Komentar