Ratu Bilqis
Ratu Bilqis
Karena kehendak Allah swt, semua burung patuh
kepada perintah Nabi Sulaiman a.s. Pada suatu hari Nabi Sulaiman tidak melihat
burung Hud-hud. Burung itu pergi entah ke mana, tanpa seizing Nabi Sulaiman.
“Kalau dia tidak bisa member alasan yang kuat,
aku akan menghukumnya dengan hukuman yang keras,” kata Nabi Sulaiman.
Ternyata tidak lama kemudian, datanglah burung
Hud-hud.
“Hamba baru saja melihat sebuah negeri bernama
Saba. Negeri itu diperintah oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Bilqis,”
kata burung Hud-hud. “Negeri tiu makmur sekali. Istana Ratu Bilqis merupakan
istana yang sangat indah. Tetapi sayangnya di negeri itu semua orang menyembah
matahari sebagai tuhan mereka.”
Nabi Sulaiman mendengarkan penuturan burung
Hud-hud dengan seksama.
“Bawalah surat ku kepada ratu Bilqis,” perintah
Nabi Sulaiman kemudian.
Nabi Sulaiman a.s. lalu menulis surat.
Bunyinya, “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Jangan
memberontak terhadap ku. Peluklah Islam dan datanglah kepada ku sebagai orang
islam sejati.”
Islam adalah agama yang mengajak umatnya untuk
menyembah Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Sekalian Alam Semesta. Pada
zaman Nabi Sulaiman seberna agama Islam sudah ada. Bahkan sejak zaman Nabi Adam
a.s.
Burung Hud-hudmembawa surat Nabi Sulaiman a.s.
ke hadapan Ratu Bilqis. Ratu Bilqis membacakan surat itu di hadapan para
menteri dan pembesar kerajaannya.
“Bagaimana pendapat kalian?” tanya Ratu Bilqis
kepada para menteri dan pembesar kerajaan setelah membacakan surat itu.
“Kita mempunyai pasukan yang kuat. Kita akan
sanggup bertempur melawan siapa saja,” kata seorang menteri. “Namun, keputusan
untuk itu terserah Baginda Ratu.”
Ratu Bilqis tahu, menteri dan hulubalangnya
siap bertempur melawan Nabi Sulaiman a.s. dan kerajaanya. Namun, Ratu Bilqis
tidak menghendaki peperangan. Ia ingin mengadakan kerja sama dengan kerajaan
Nabi Sulaiman. Ia mengirim utusa kepada Nabi Sulaiman. Utusan itu membawa
hadiah-hadiah berupa emas, intan, berlian, dan segala benda berharga.
Nabi Sulaiman telah mengetahui hal itu. Beliau
memerintahkan membangun istana yang megah untuk menempatkan utusan Ratu Bilqis.
Ketika para utusan tiba, terkejutlah mereka menyaksikan betapa megahnya istana
itu. Mereka merasa rendah diri. Hadiah-hadiah yang mereka bawa ternyata tidak
ada artinya.
“Kembalikan barang-barang itu kepada Ratu mu,”
kata Nabi Sulaiman a.s. “Ketahuilah, aku telah diberi rezeki yang tak terhingga
oleh Allah swt. Apa yang dimiliki ratu mu tidak sebanding dengan apa yang ku
miliki karena berasal dari Allah. Katakana kepada Ratu mu, aku akan mengirim
pasukan untuk menggempur Negeri Saba. Akan ku usir kaum yang menyembah matahari
sebagai tuhannya.”
Para utusan segera pulang ke negeri Saba.
Mereka melaporkan apa yang mereka lihat dan dengar kepada Ratu Bilqis.
“Jadi semua milik ku yang luar biasa ini tidak
ada artinya dibandingkan milik Nabi Sulaiman?” kata Ratu Bilqis.
“Betul, Tuan ku. Nabi Sulaiman mengatakan,
semua itu dari Allah.”
Ratu Bilqis termangu-mangu. Ia menyembah
matahari sebagai Tuhanya, sedangkan Nabi Sulaiman a.s. menyembah Allah.
Selama ini Ratu Bilqis menyangka tentaranya
yang paling kuat. Tetapi tentara Nabi Sulaiman sendri terdiri dari manusia dan
jin yang jumlahnya banyak sekali. Jika mereka datang menyerbu, tentu dengan
mudah bisa mengalahkan tentara Saba.
“Kita harus segera menghadap Nabi Sulaiman
sebelum beliau mengirimkan tentara untuk menyerang,” Kata Ratu Bilqis.
“matahari yang kita sembah ternyata bukan tuhan yang mahakuat.”
Ratu Bilqis sadar bahwa ia dan Rayatnya keliru
menyembah matahari.
Mashuri, Sofiah.
2009. 31 Cerita Bada Isya 1. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Komentar
Posting Komentar