Nabi Sulaiman dan Raja Semut



Nabi Sulaiman dan Raja Semut

Nabi Sulaiman a.s. sedang dalam perjalanan. Ia di temani oleh bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin dan burung-burung. Nabi Sulaiman memangseorang Nabi yang dikaruniai kemampuan menguasai jin dan binatang-binatang. Beliau bias memahami bahasa binatang apa saja termasuk semut. Saelain Nabi, beliau juga seorang raja.
Perjalanan Nabi Sulaiman a.s. sampai ke Lembah Semut. Di Lembah itu tinggal berjuta-juta ekor semut yang dikepalai oleh seekor raja semut. Mendengar bunyi langkah gemuruh bala tentara nNabi Sulaiman, Raja Semut khawatir. Ia segera berseru kepada sekalian rakyatnya.
“Hai.rakyat ku semuanya!” Suaranya lantang. “Masuklah keliang kalian dalam-dalam. Bersembunyilah! Jika tidak, kalian akan terinjak-injak oleh kaki Nabi Sulaiman dan bala tentaranya!”
Rakyat semut mendengar seruan itu. Mereka bergegas memasuki  liang mereka di dalam tanah. Bersembunyi sedalam-dalamnya, sesuai dengan seruan raja mereka.
Nabi Sulaiman a.s. bisa memerintah angin untuk menerbangkan istananya kemana-mana. Suara Raja semut tadi dibawa angin hingga Nabi Sulaiman mendengarnya. Nabi Sulaiman berkenan memanggil Raja Semut untuk menghadap.
Raja Semut memenuhi panggilan itu. Ia menyangka akan mendapat murka Nabi Sulaiman karena ia memerintahkan rakyatnya untuk bersembunyi, bukan berbaris menyambut dan menghormati Nabi Sulaiman.
“Tidakkah kau tahu bahwa aku ini Nabi Allah,” sahut Nabi Sulaiman a.s. kepada raja semut.
“Ya, Tuan. Hamba tahu, Tuan ini adalah Nabi Allah,” sahut Raja Semut.
“Nabi Allah tidak akan menyakiti sesame makluk Allah. Kenapa kau takut-takuti rakyat mu agar bersembunyi, seolah-olah aku akan membinasakan mereka?”
“Maafkan hamba, Tuan. Hamba tidak ingin melihat rakyat hamba melihat kemegahan Tuan dan kerajaan Tuan. Oleh karena itu, hamba terpaksa menakut-nakuti mereka supaya bersembunyi di dalam liang.”
“Kenapa kau larang rakyat mu melihat ku dan bala tentara ku?”
“hamba khawatir mereka akan merasa kecil hati melihat kemegahan Tuan dan kerajaan Tuan. Lalu mereka tidak bersyukur terhadap karunia Allah karena mereka hanya diciptakan sebagai makluk kecil. Hamba ingin menyelamatkan mereka supaya tetap bersyukur terhadap karunia Allah yang kami terima selama ini.”
Nabi Sualiman a.s. kagum kepada kebijaksanaan Raja Semut.
“Wahai Nabi Sulaiman,” kata Raja Semut kemudian. “Tahukah Tuan mengapa Tuan begitu beruntung sehingga Allah membuat angin menurut kepada Tuan untuk membawa istana Tuan kemana-mana?”
“Kenapa menurut mu ?”
“Allah bermaksud mengingatkan Tuan bahwa semua kemegahan itu tidak abadi karena bergantung pada angin. Dan kebesaran Allah jua lah yang menyebabknnya.”
Nabi Sulaiman a.s. mengangguk. Raja Semut itu ternyata makluk kecil yang sangat bertakwakepada Allah swt.

Mashuri, Sofiah. 2009. 31 Cerita Bada Isya 1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Pilihan Ganda Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari K-13

STATISTIKA DASAR

Soal Pilihan Ganda Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari K-13