RESUME BUKU



BENTURAN ANTAR PERADABAN
KARANGAN SAMUEL P. HUNTINGTON

Paska perang dingin, dari waktu kie waktu, politik global semakin bersifat multipolar dan multisivilisasional. Sepanjang sejarah umat manusia, hubungan antar peradaban tidak menampak dengan jelas, tersamar. Itulah sebabnya, mengapa dengan dimulainya era modern sejak 1500 M, politik global memiliki dua demensi. Dalam dunia baru ini, konflik-konflik yang paling mudah menyebar dan sangat penting sekaligus paling berbahaya bukanlah konflik antar kelas sosial, antara golongan kaya dengan golongan miskin, atau antara kelompok-kelompok (kekuatan) ekonomi lainnya, tetapi konflik anatara orang-orang yang memiliki entitas-entitas budaya yang berbeda-beda. Selama beberapa tahun yang akan datang, Barat adalah dan akan tetap sebagai peradaban yang paling berpengaruh. Namun, manakala dihadapkan pada keberadaan peradaban-peradaban lain, ia dapat saja mengalami kemunduran. Hal ini akan menyebabkan pergeseran dari Barat menuju peradaban-peradaban non-Barat. Dan politik global pun menjadi bersifat multipolar dan multisivilisasional.
Sebagian orang menyatakan bahwa abad ini menjadi saksi lahirnya peradaban universal yang mengimplikasikan adanya pandangan umum bahwa kehadiran suatu budaya senantiasa tidak dapat lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilaku-perilaku dan institusi-institusi oleh umat manusia diseluruh dunia. Konsep peradaban universal sesungguhnya merupakan produk Barat yang merupakan hasil proses panjang modernisasi sejak abad ke XVIII. Masyarakat modern sangat jauh berbeda dengan apa yang terdapat dalam masyarakat tradisional baik dalam sikap-sikap, nilai-nilai, pengetahuan maupun kebudayaannya. Lahirnya sebuah peradaban universal dengan berbagai makna pentingnya bukan merupakan hasil dari westernisasi masyarakat-masyarakat non-Barat. Namun sebaliknya, eksplansi Barat mampu menawarkan modernisasi maupun westernisasi bagi masyarakat-masyarakat non-Barat.

            Selama berabad-abad, masyarakat-masyarakat non-Barat merasa iri terhadap kemajuan-kemajuan yang dicapai Barat dalam bidang ekonomi, teknologi, militer, dan politik. Mereka berusaha menemukan rahasia keberhasilan tersebut melalui berbagai institusi dan nilai-nilai Barat. Manakala mereka mearasa telah menemukannya, merekapun mencoba menerapkannya di dalam masyarakat mereka sendiri. Untuk menjadi kaya dan penuh kekuatan, mereka harus seperti Barat. Hal ini menyebabkan pergeseran kekuatan di antara berbagai peradaban di mana peradaban-peradaban Asia memperluas kekuatan kekuatan ekonomi, militer dan politik mereka. Disaat kebangkitan Asia khususnya Asia Timur menjadi sebab meningkatnya ekonomi rata-rata yang spektakuler, namun disisi lain kebangkitan Islam tengah dikobarkan oleh pertumbuhan rata-rata penduduk yang sama-sama spektakulernya. Dengan demikian, peradaban-peradaban non-Barat secara umum menegaskan kembali nilai-nilai budaya mereka sendiri.

            Seiring dengan bergulirnya arus modernisasi, politik global mengalami rekonfigurasi di sepanjang lintas batas cultural. Berbagai masyrakat dan Negara yang memiliki kemiripan kebudayaan saling bergandengan, dan mereka yang berada di wilayah kebudayaan yang berbeda saling terpisahkan. Dalam dunia baru, identitas cultural merupakan faktor utama yang membentuk asosiasi-asosiasi dan antagonism-antagonisme antar Negara. Ini melahirkan sebuah dunia yang didasarkan pada tatanan yang berlandaskan peradaban. Namun, upaya untuk menggantikan peradaban lain senantiasa tidak berhasil.
            Pada saat muncul fenomena politik global, Negara-negara inti dari peradaban-peradaban besar menjadikan dua (Negara) superpower sebagai tiang-tiang panjang utama. Perubahan perubahan yang terjadi lebih banyak berkaitan erat dengan peradaban-peradaban Barat, Ortodoks, dan Tionghoa (sinic). Dalam hal ini, berbagai pengelompokan sivilisasional yang ada melibatkan Negara-negara inti sekaligus Negara-negara anggota. Secara cultural, masing-masing Negara tersebut saling berdampingan, memiliki kemiripan dari segi populasi minoritas, dan yang kontoversial, terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang berasal dari kebudayaan-kebudayaan Negara-negara tetangga. Masing-masing Negara yang berada pada dalam blok-blok sivilisasional ini sering kali cenderung mengalami perputaran konsertris di sekitar satu atau lebih Negara inti, yang merefleksikan derajat identifikasi dan pengintegrasian mereka ke dalam blok-blok tersebut. kurang diakuinya sebuah Negara inti menjadikan kehadiran islam semakin memiliki arti penting dalam kesadaran umum, sekalipun hanya berkembang sebagai sebuah permulaan dari suatu tatanan politik. Hal ini menjadikan Negara-negara saling bertumpu pada peradaban-peradaban mereka sendiri.

            Dalam dunia baru, hubungan-hubungan antara Negara dengan peradaban menjadi semakin sulit dan tidak jarang menunjukan kecenderungan yang antagonistic. Dan beberapa hubungan interperadaban lebih mengarah pada konflik dari pada bentuk hububungan-hubungan lainnya. Pada tingkatan mikro, terdapat garis persinggungan yang sangat tajam antara umat Islam dengan kaum Ortodoks dan umat Hindu, antara masyarakat Afrika dengan umat Kristen Barat, tetangga mereka. Pada tingkatan makro, terdapat pembedaan yang sangat nyata antara Barat dan non-barat. Hal ini ditandai adanya konflik yang semakin meningkat antara umat Islam dan masyarakat-masyarakat Asia, di satu pihak, dan dengan Barat, di pihak lain. Dimasa yang akan datang, benturan-benturan yang terjadi tampaknya lebih disebabkan oleh arogansi Barat, intoleransi umat Islam, dan arogansi Tionghoa.
            Peradaban Barat merupakan perdaban besar yang sering kali memicu terjadinya benturan keras antar peradaban. Hubungan antara kekuasaan dan kebudayaan Barat dengan kekuasaan dan kebudayaan dari peradaban lain menjadi karakteristik umum dari dunia peradaban. Kalangan non-Barat tidak ragu-ragu menunjukan adanya jurang pemisah antara prinsip Barat dengan kebijakan Barat. Masyarakat-masyarakat non-barat berusaha membebaskan diri dari domonasi cultural, militer, dan ekonomi Barat. Dalam hal ini Negara inti sangat berperan penting dalam mencegah konflik-konflik yang terjadi.

            Peradaban Barat jelas berbeda dengan peradaban-peradaban lain yang pernah ada, karena peradaban barat mampu mempengaruhi peradaban peradaban lain yang pernah ada sejak 1500. Barat mengalami proses modernisasi dan industrialisasi yang kemudian menyebar keseluruh dunia dan sebagai hasilnya masyarakat dari perdaban-peradaban lain berusaha mengikuti jejak barat dalam hal mencapai kesejahteraan dan modernitas. Namun disisi lain kebudayaan Barat dihadapkan pada tantangan dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang hidup di tengah-tengah masyarakat barat itu sendiri. Tantangan yang lebih nyata dan berbahaya adalah apa yang terjadi pada Amerika Serikat. Secara historis, identitas nasional Amerika Serikat secara cultural merupakan warisan peradaban Barat dan secara politis berasal dari prinsip-prinsip Kredo Amerika yang diterima sepenuhanya oleh masyrakat Amerika yang berupa kebebasan, demokrasi, individualism, persamaan dihadapan hukum, konstitualisme dan hak-hak pribadi. Hal ini menjadikan kelangsungan hidup (peradaban) Barat tergantung pada penegasan kembali Amerika atas identitas ke-barat-an mereka dan keyakinan Negara-negara Barat tentang ‘keunikan’ peradaban mereka, bukan peradaban universal dan persatuan mereka untuk dihadapkan pada tantangan-tantangan yang datang dari masyarakat-masyarakat non-Barat mempertahankan serta memperbaruinya.
            Sebuah perang yang melibatkan Negara-negara inti dari peradaban-peradaban besar dunia sebagai suatu hal yang bisa saja terjadi. Perang seperti itu, sebagaimana telah kita ketahui, berasal dari sebuah garis persinggungan perang di antara berbagai kelompok yang berasal dari peradaban-peradaban yang berbeda, dan yang paling sering melibatkan kaum Muslim dengan non-Muslim serta yang lainnya. Terhindarnya perang global antar peradaban tergantung pada kebijakan dan kerja sama para pemimpin dunia dalam memp

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Pilihan Ganda Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari K-13

STATISTIKA DASAR

Soal Pilihan Ganda Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari K-13