Penerapan IQ, EQ dan SQ dalam Dunia Pendidikan
Penerapan IQ, EQ, dan SQ dalam dunia
pendidikan
A.
Pengertian IQ, EQ dan SQ
1. Intelligence Quotients (IQ)
Intelligence
Quotients (IQ) Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar,
perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan,
berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Dalam berbagai sumber IQ dapat terus
di kembangkan hingga tidak terbatas. (sumber: http://about-ahs.blogspot.com/2013/10/penerapan-iq-eq-dan-sq.html).
Contoh: Seseorang dapat dengan mudah menyelesaikan soal-soal hitungan dalam
Matematika dan Fisika.
2. Emosional Quotients (EQ)
Emosional
Quotients (EQ) adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat, dan
ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi,
tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain
(empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan
untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan
sekitarnya. (sumber: http://about-ahs.blogspot.com/2013/10/penerapan-iq-eq-dan-sq.html).
Contoh: Seseorang yang mampu bersosialisasi baik dengan lingkungannya.
3. Spiritual
Quotients (SQ)
Spiritual Quotients (SQ) adalah
kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh.
Secara utuh disini dimaksudkan bukan menjadi manusia yang sempurna namun secara
utuh dalam jiwa. Secara utuh ini berhubungan antara manusia dengan Tuhan YME. (sumber:
http://about-ahs.blogspot.com/2013/10/penerapan-iq-eq-dan-sq.html).
Contohnya: Seseorang yang senag beribadah dan mengingat Tuhannya.
B.
IQ, EQ, dan SQ dalam dunia pendidikan
Pendidikan
merupakan bagian yang mendasari seseorang untuk dapat berfikir, bertindak dan
berperilaku. Dalam berbagai hal, pendidikan menjadi proses adanya keseimbangan
bagian-bagian tertentu dalam tubuh manusia. Keseimbangan tersebut dapat
diperoleh dari adanya kecerdasan pelaku pendidikan dalam mengolah apa yang
didapatkan dari proses belajar tersebut. kecerdasan-kecerdasan tersebut
meliputi IQ (kecerdasan konvensional), EQ (kecerdasan emosional) dan SQ
(kecerdasan spiritual). ketiganya memiliki peranan penting dalam membentuk
karakter berpendidikan yang membangun dan berkontribusi dalam kemajuan
pendidikan.
Kecerdasan
konvensional yang menjadi pondasi dalam kemampuan memecahkan soal-soal. IQ
(kecerdasan konvensional) merupakan kemampuan seseorang dalam berfikir,
bernalar, kemampuan memecahkan masalah, dan berbahasa. IQ mulai diperkenalkan
oleh Alfred Biner pada tahun 1905 yang menyusun tes kecerdasan terstandar untuk
pertama kalinya. Kemampuan ini banyak dimiliki oleh pelajar karna bersifat
lahiriah namun ada juga yang mendapatkan kemampuan ini setelah mengalami proses
belajar. Dalam dunia pendidikan IQ memiliki peranan sebagai pengolah kemampuan
berfikir siswa dalam memecahkan soal-soal sulit dan membutuhkan nalar seperti
soal Matematika, Fisika, Kimia. Dan juga kemampuan berfikir dan berbahasa
seperti Bahasa Indonesia dan bahasa inggris.
Lain halnya
dengan kemampuan emosional yang menjadi bagian penunjang dalam pengolahan
tindak dan prilaku dalam kegiatan belajar-mengajar. EQ berasal dari fungsi otak
lymbicsystem dan pertama kali diperkenalkan oleh Daniel Walman pada
tahun 1995. Kemampuan emosional ini bergerak
dalam bentuk kreativitas, pengambilan resiko, kemampuan memanfaatkan waktu
luang, dan lain sebagainya.Kemampuan emosional dalam pendidikan biasanya
diterapkan dalam bentuk kegiatan yang mengasah kemampuan dan kreativitas
seperti kesenian dan kerajinan tangan. Peranan kemampuan emosional dalam proses
belajar-mengajar merupakan hal yang lebih penting daripada kemampuan
konvensional karena adanya kontrol emosi dapat membuat suasana belajar menjadi
nyaman dan membuat pelajar lebih memahami apa yang dipelajari.
SQ sebagai
kemampuan spiritual yang berpeluang mengatur kinerja pendidikan secara
mnyeluruh. SQ yang merupakan kecerdasan spiritual tidak hanya dikaitkan dalam
hal keagamaan tetapi dapat juga menjadi penunjang adanya kecerdasan jiwa yang
menjadi motivasi kuat dalam pendorong kegiatan belajar-mengajar. Keterkaitan
keduanya dapat diterapkan dalam bidang keagamaan yang menjadi bagian penting
pondasi dalam kegiatan tersebut. kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual ini misalnya, adanya kegiatan sholat berjamaah dan
motivasi belajar yang dilakukan rutin oleh sekolah. Hal ini dapat memperbaiki
dan mengajarkan siswa tentang bagaimana mengatasi permasalahan dan mencari
solusi dengan akal sehat dan jiwa yang kuat sehingga menjadi pribadi pembelajar
yang berkarakter dan beragama.
Seluruh
kemampuan berperan penting dalam bidang pendidikan. Terciptanya pembelajaran
yang komunikatif dan interaktif dapat diperoleh dari kecerdasan konvensional
dan kecerdasan emosional dimana siswa mampu memberikan komentar dan pertanyaan
sesuai dengan mata pelajaran yang diakibatkan oleh adanya rasa keingintahuan
dalam memperoleh pengetahuan
seluas-luasnya. Keduanya bisa juga menjadi tolak ukur kecerdasan yang mampu
dibangun dalam lingkungan sekolah brupa hasil pembelajaran yang diberikan
setiap semester kepada orang tua siswa sebagai tanda bukti prestasi IQ yang
didapat secara murni. EQ juga tertera dalam buku laporan semester siswa yang
bisa dipantau oleh orangtua dan wali kelas dalam bentuk hubungan secara tidak
langsung. SQ sebagai penyeimbang kesehatan jiwa dan agama siswa diharapkan
dapat menjadi bagian terpenting dalam tindakan sekolah dan pendidikan yang
terkadang menjadi hal yang sangat disepelekan. (sumber: http://mevurutoo.blogspot.com/2013/11/penerapan-iq-eq-dan-sq-dalam-seluruh.html).
Komentar
Posting Komentar