Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Abu Jahal dan Unta Raksasa

Abu Jahal dan Unta Raksasa Orang Mekah yang paling jahat itu Abu Jahal. Sejak Nabi Muhammada saw. mendakwahkan agama Islam, dia terus-menerus memusuhi. Ada saja yang di pakai Abu Jahal. Kini dia ingin membunuh Nabi Muhammad dengan tangnnya sendiri. Abu Jahal sedang berada di tengah teman-temannya sesame kaum musyrikin Quraisy. Kaum musyrikin adalah orang-orang yang menyembah berhala. Mereka memusuhi agama Islam karena tidak mengakui adanya berhala. Sesembahan orang Islam hanyalah Allah swt. “Muhammad sering salat pagi-pagi buta di Kabah,” kata Abu Jahal. “Aku akan menunggu di atasnya. Kalau dia sujud, akan ku jatuhi kepalanya dengan batu besar. Dia akan mati seketika. Apa kalian setuju?” “Setuju!” sahut salah seorang dari mereka. “Muhammad memang harus dibinasakan. Dia orang yang berbahaya bagi kita!” “Apa kalian akan menyerahkan aku pada Kabilah Abdi Manaf?” Kabilah Abdi Manaf adalah sebuah suku di Mekah, yaitu keturunan Abdu Manaf bin Qushaiy. Nabi Muhammad saw. ad

Orang yang Terpecaya

Orang yang Terpecaya Kabah sudah sangat tua. Ada bagian yang sudah lapuk. Oleh karena itu, harus dipugar. Orang-orang Quraisy yang menghuni Mekah bersepakat untuk mengadakan pemugaran Kabah. Mereka terdiri dari beberapa kabilah (suku). Mulanya mereka bersatu-padu untuk melakukan pemugaran itu. Tetapi pada saat hendak meletakan Hajar Aswad ke tempat semula, terjadi pertentangan. Masing-masing Kabilah merasa berhak mengangkat Hajar Aswad untuk di letakan di tempatnya semula. Tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya, terjadi ketegangan. “Aku bersumpah demi Allah, kabilah ku yang paling berhak!” seru seorang pemimpin kabilah. “Kabilah ku yang paling berhak. Sebab kami keturunan Qushaiy bin Kilab, orang yang menjaga Kabah sejak zaman dulu!” kata pemimpin kabilah yang lain. Pertentangan itu makin meruncing hingga hamper terjadi perang saudara. Sekalipun mereka terdiri dari beberapa kabilah, sebenarnya mereka masih satu suku besar bernama Quraisy. Tetapi sekarang ini masing-masi

Ramalan Sauda

Ramalan Sauda Anak laki-laki lebih berharga dari pada anak perempuan. Maka, setiap bayi perempuan yang lahir dikubur hidup-hidup sampai mati. Ituilah kebiasaan pada zaman jahiliah di Semenanjung Arab. Ada seorang bayi perempuan yang akan di kubur hidup-hidup. Tanah sudah digali oleh penggali kuburan. Bayi perempuan itu diletakan di dasar lubang. Penggali kuburan siap menimbunnya dengan tanah. “Jangan kubur anak itu! Biarkan dia hidup!” Tiba-tiba terdengar suara itu. “Kelak anak itu akan menjadi orang ternama!” Penggali kuburan itu terkejut. Siapa yang berseru begitu? Ia menoleh ke sana ke mari. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan bayi itu.penggali kuburan akan meneruskan perkerjaannya, tetapi suara itu kembali terdengar. Suara gaib datangnya dari langit. Akhirnya penggali kuburan itu mengurungkan niatnya. Ia membawa pulang bayi perempuan itu. Diserahkannya bayi itu kepada ayahnya. Penggali kuburan juga menceritakan apa yang terjadi. Ayah bayi perempuan itu mengu

Nazar Abdul Muthalib

Nazar Abdul Muthalib Tiga puluh tahun yang lalu, Abdul Muthalib masih muda. Ia seorang penjaga dan perawat rumah suci kabah. Ketika itu di bernadzar (berjanji) kepada Allah. Jika mempunyai sepuluh orang laki-laki, ia akan mengurbankan (menyembelih) seorang dari mereka. Sekarang Abdul Muthalib sudah tua. Ia di karuniai sepuluh orang anak laki-laki. Masing-masing bernama Al Harits, Zubair, Abu Thalib, Abu Lahab, Ghaidaq, Dhirar, Al Abbas, Hamzah, Qatsam, dan Abdullah. Tibalah saatnya untuk memenuhi nadzar itu. Ia akan mengurbankan seorang anak lelakinya. Siapakah antara sepuluh orang anak itu yang harus dikurbankan ? Abdul muthalib memilih-milih. Si sulung Al Harits kah ? O, tidak. Zubair ? Tidak juga. Zubair anak yang baik dan penurut. Kalau begitu Abu Thalib saja. Ah jangan. Abu Thalib itu anak yang suka membela saudara-saudaranya. Lalu siapa ? Abdul Muthalib tidak bisa menentukan. Semua anaknya sangat disayang. Semuanya juga menjadi anak yang baik baginya. “Aku tidak bi